Senin, 31 Oktober 2016

Ekstraksi Gigi dan Kemungkinan Komplikasi yang Terjadi Selama Tindakan



NAMA: Yuni Kusumawati
NIM: 1611111120033

EKSTRASKSI GIGI

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Ekstraksi gigi merupakan proses pengeluaran gigi dari dalam soket dari tulang alveolar. [1] Ekstraksi gigi memiliki indikasi yang bervariasi. Sebuah gigi mungkin harus dicabut karena karies, infeksi periapeks, penyakit periodontal, erosi, abrasi, atrisi, atau bahkan kelainan pulpa. Sebuah gigi yang sehat juga harus dicabut sebagai bagian dari rencana perawatan yang diakukan , misal perawatan ortodonsi. Prinsip ekstraksi ada asepsis, atraumatik, dan anastesis.[2] Tindakan ekstraksi gigi merupakan salah satu jenis perawatan gigi yang dilakukan di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas.[3] penggunaan benda - benda tajam seperti, jarum, elevator dan tang yang dimasukkan bergantian ke dalam mulut. [4] merupakan alat yang digunakan pada proses pencabutan gigi.
Faktor risiko terjadinya komplikasi pada pencabutan gigi  antara lain: penyakit sistemik, keadaan lokal rongga mulut, dan umur pasien. Komplikasi yang mungkin terjadi selama tindakan pencabutan gigi  ialah perdarahan, fraktur (mahkota, akar, mandibula), dry socket, pembengkakan, dislokasi mandibula, syok, dan beberapa komplikasi lainnya. Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko yang dijumpai selama penelitian yaitu berturut-turut hipertensi 20,45%, umur >60 tahun 20,45%, dan gangguan pada temporomandibular joint 6,82%. Komplikasi pencabutan gigi yang tertinggi yaitu fraktur 31,82% sedangkan komplikasi terendah ialah pembengkakan 2,27%. [5]

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud ekstraksi gigi?
2. Apa indikasi dari ekstraksi gigi?
3. Apa prinsip ekstraksi gigi?
4. Bagaimana teknik ekstraksi gigi?
5. Bagaimana tahap pelaksanaan ekstraksi gigi?
6. Apa saja komplikasi yang terjadi setelah pencabutan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahi definisi dari ekstraksi gigi
2. Mengetahui indikasi dari ekstraksi gigi
3. Mengetahui prinsip ekstraksi gigi
4. Menetahui teknik ekstraksi gigi
5. Mengetahui tahap pelaksanaan ekstraksi gigi
6. Mengetahui komplikasi yang terjadi setelah pencabutan

2. Isi

2.1 Pengertian Ekstraksi Gigi

Ekstraksi gigi adalah tindakan pencabutan atau pengeluaran gigi dari alveolus.[2] Ekstraksi gigi juga merupakan tindakan bedah minor pada bidang kedokteran gigi yang melibatkan jaringan keras dan jaringan lunak pada rongga mulut.[6] Ekstraksi gigi adalah pengeluaran suatu gigi yang utuh atau sisa akar tanpa menyebabkan rasa sakit dan trauma.[7]
 










2.2 Indikasi dari Ekstraksi Gigi

A. Gigi sebagai focal infection,
B. Gigi dengan pulpa nonvital yang tidak dapat dirawat dengan perawatan saluran akar,
C. Gigi dengan periodontoclasia (kerusakan jaringan periodontal) berat,
D. Gigi impaksi, supernumerary mengganggu,
E. Sisa akar, dan
F. Malposisi ekstream.[2]

2.3 Prinsip Ekstraksi Gigi
1. Asepsis : bebas dari mikroorganisme patogen, baik dari rongga mulut, operator,  alat dan bahan
2. Atraumatik : pemilihan teknik exodonsi yang tepat dapat mengurangi resiko
3. Anestesi : bahan anestesi,  metode anestesi, dan pemeliharaan yang tepat.

2.4  Macam - macam tekenik ekstraksi gigi
1. Close methods atau simple technique, yaitu teknik pencabuta gigi tanpa pembedahan, hamya menggunakan prosedur pencabutan dengan menggunakan tan, elevator maupun keduanya.
2. Open methods adalah suatu teknik pencabutan gigi dengan menggunakan prosedur bedah surgical extraction yang biasa disebut dengan istilah pencabutan transalveolar, yang biasanya didahului dengan pembuatan flap maupun alveolectomi.

2.5 Tahap pelaksanaan ekstraksi

1. Preoperative radiografi
2. Sterilkan area inersia anestesi dengan mengaplikasikan iod gliserin
3. Anastesis lokal (blok/infiltrasi)
4. Separasi jaringan lunak (gingiva) menggunakan eskavator atau sonde
5. Luksasi gigi menggunakan bein atau elevator / luksator
6. Apabila sudah luksasi, dilanjutakan dengan tang,  rotasi pada gigi dengan akar
Tunggal,  dan gerakan bukal lingual atau palatal pada akar jamak
7. Setelah gigi keluar dari sonket,  maka diperiksa masih adakah akar sisa atau tulang yang tajam untuk meminimalisir terjadinya komplikasi pasca ekstraksi
8. Setelah itu dilakuakn penekanan sonket bekas pencabutan dan diletakan kain kasa di atasnya serta pasien diminta untuk menggigit dengan gigi atau jaringan antagonisme









· Posisi operator dan kursi gigi pasien saat pencabutan gigi

Untuk semua gigi, kecualai molar kanan bawah, premolar, dan kaninus, operator berdiri pada samping tangan kanan pasien. Pencabutan gigi kanan bawah dengan metode intra alveolar, operator bekerja di belakang pasien.
Tinggi kursi pasien untuk pencabutan gigi atas kursi pasien harus disesuaikan sehingga daerah kerja lebih kurang 8 cm di bawah bahu operator untuk gigi bawah tinggi kursi pasien harus diatur sehingga gigi yang akan dicabut lebih kurang 16 cm di bawah siku operator, bila operator berdiri di belakang pasien, kursi pasien harus direndahkan secukupnya.











2.6 Komplikasi pasca ekstraksi

Setelah melkukan ekstraksi, bukan berarti tanggung jawab seorang dokter gigi terhadap pasien tersebut telah selesai. Kemungkinan adanya komplikasi pada saat atau setelah melakukan ekstraksi menjadikan seorang dokter gigi untu mampu mencegah dan menanganinya.
Tindakan yang dapat dilakukan oleh seorang dokter gigi akan sangat terkait dengan komplikasi yang terjadi. [2]
Dokter gigi harus berusaha untuk melakukan setiap pencabutan gigi secara ideal, dan untuk memperolehnya ia harus mampu menyesuaikan teknik pencabutan giginya agar bisa menangani kesulitan selama pencabutan dan kemungkinan komplikasi pada tiap pencabutan yang terjadi.[8]
Indikasi untuk pencabutan gigi banyak dan bervariasi. Jika perawatan konservasi gigi gagal atau tidak indikasi, infeksi, periapeks, erosi, abrasi, atrisi, hipoplasi atau kelainan pulpa.[8]
Beberapa faktor risiko yang biasanya menjadi penyebab komplikasi pencabutan gigi antara lain, penyakit sistemik, umur pasien, keadaan akar gigi dan adanya gangguan pada sendi tempromandibula.[9]
  

KOPIKASI
GEJALA ATAU TANDA
TINDAKAN
Dry soket
Soket kering kosong, kadang ada jaringan nekrosis, rasa nyeri sekali, tepi soket odematus.
· Spulling dengan NaCl atau larutan fisiologis, buat perlukaan baru (tidak selalu), aplikasi alvogyl, ganti antibiotik
Pendarahan
Keluarnya darah dari
pembuluh darah
secara berlebihan dan tidak
terkontrol.
· Aplikasi bahan anti pendarahan di soket, heating (bila perlu) berikan obat anti pendarahan sistemik(anti fibrinolotik : asam traneksamat atau pemberian vit. K)
Fraktur akar atau korona
 -
· Pengambilan langsung, odontotomi odontektomi         
Fraktur alveolar
 -
· Penghalusan tulang yang tajam
syok
Hipotensi, denyut nadi
lemah dan cepat, 
sianosis pada
bibir, laju pernafasan 
meningkat, agitasi
· Memperbaiki jalan napas, pemeriksaan fungsi kardiovaskuler, amati perubahan tingkat kesadaran, monitor.
Prologend anestesi
Cendera syaraf akibat
anstesi lokal, dan pencabutan
gigi, terutama ujung akar
molar tiga bawah dan ter-
kena bur atau istrumen lain
· Obat roburansia saraf,  vit.B1,B6,B12,fisioterapi.





3. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Ekstraksi gigi merupakan salah satu tindakan medis yang sering dilakukan oleh dokter gigi. Tindakan ini tentunya membutuhkan dasar pengetahuan yang cukup tentang indikasi, teknik, komplikasi setelah pencabutan, dan tindakan setelah pencabutan. Tindakan ekstraksi yang baik memerlukan pengetahuan dan skill yang baik pula sehingga dapat meminimalkan komplikasi yang terjadi pada saat tindakan maupun paska ekstraksi.

B. Saran
Bagi para mahasiswa kepaniteraan perlu mengetahui faktor-faktor risiko terjadinya komplikasi saat  pencabutan gigi, hal ini bisa dilakukan dengan memperdalam materi atau bahkan bisa diamati pada saat  melakukan tindakan pencabutan. Komplikasi pencabutan gigi dapat dicegah dengan mengetahui terlebih dahulu faktor-faktor yang bisa menyebabkan terjadinya komplikasi selama atau bahkan sesudah dilakukan pencabutan gigi. Selain itu operator wajib mengetahui dan melakukan tindakan pencabutan gigi sesuai dengan standar prosedur yang sudah ditetapkan.










Istilah Kedokteran:
a. Agitasi: gelisah (sedasi)
b. Alveolar: tulanga penyangga gigi
c. Alvogyl: sejenis obat untuk perawatan paska pencabutan gigi (dry soket)
d. Flap: bagian mukosa yang secara bedah dipisahkan dari jaringan di bawahnya
e. Heating: pemanasan
f. Hipotensi: tekanan darah yang rendah
g. Lingual: bagian gigi yang menghadap ke arah lidah
h. Luksasi: perpindahan atau dislokasi gigi dari songket
i. Odematus: pembengkakan
j. Palatal: bagian gigi yang menghadap langit-langit
k. Sianosis: warna kulit dan membran mukosa kebiruan atau pucat, kurang O2
l. Sonket: lubang yang ada di dalam tulang setelah gigi dicabut
m. Supernumerary: gigi tambahan atau berlebih, sehingga jumlahnya melebihi batas normal.

Referensi:
1. Syafrudin Aulia Azhar, Rahmawati Sri  Praptiningsih, Erna Dwi Agustin. Pengaruh Mendengarkan Ayat Suci Al Quran Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum Tindakan Ekstraksi Gigi. Dental Journal. Volume 3. Nomor 1. Juli 2016
2. Abu Bakar,  maret 2014, kedokteran gigi klinis. Yogyakarta, CV. Quantum sinergis media. Hal : 90 - 92
3. Beatrix Pontoh, Damajanti H. C. Pangemanan, Ni Wayan Mariati. Januari-Juni 2015, Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Perubahan Denyut Nadi pada Pasien Ekstraksi Gigi di Puskesmas Tuminting. Jurnal e-GiGi (eG), Vol. 3, No. 1
4. Nurrany Brany Yahya, Michael Andreas Leman, Bernart S.P Hutagalung. Februari 2016, Gambaran Kecemasan Pasien Ekstraksi Gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) UNSRAT. Jurnal Ilmiah – UNSRAT Vol. 5 No. 1
5. Randy  Lande Billy,  J. Kepel Krista , Siagian.  Juli – Desember 2015, Gambaran Faktor Risiko dan Komplikasi Pencabutan Gigi di RSGM PSPDG-FK UNSRAT. Jurnal e-GiGi  (eG),  Volume  3,  Nomor  2,
6. Gordon Pw. 2013 Buku ajar praktis bedah mulut. Jakarta, EGC hal : 36
7. Chandra HM. 2014, Petunjuk praktis pencabutan gigi. Makassar,  sagung seto
8. Wasilah,  Niken  Probosari. 2011, Penatalaksanaan Pasien Cemas pada Pencabutan Gigi Anak dengan Menggunakan Anestesi Topikal dan Injeksi. (J.K.G. UNEJ) Vol. 8 No. 1 hal 51-55
9. Harlye Tangkere, Hendry Opod, Aurelia Supit. 2013, Gambaran Kecemasan Pasien saat Menjalani Prosdur Ekstraksi Gigi sambil Mendengarkan Musik Mozart di Puskesmas. Jurnal e-GiGi (eG), Volume 1, Nomor 1 hal : 69-78